Social enterprise pada tahap ide seringkali menghadapi tantangan dalam menguji apakah produk yang mereka ciptakan sudah sesuai dan dapat diterima pasar. Kegiatan riset dan validasi produk sangat penting untuk dilakukan. Salah satu pendekatan untuk memvalidasi ide bisnis adalah melalui pendekatan Lean Startup. Konsep Lean Startup pertama kali diperkenalkan oleh Eric Ries melalui sebuah buku dengan judul yang sama “The Lean Startup”  yang membantu untuk mengurangi pemborosan dengan menguji asumsi terlebih dahulu.

jevlin-board

Bekerjasama dengan DBS Bank Indonesia, tanggal 5 Oktober 2016 UnLtd Indonesia kembali mengadakan diskusi antar social enterprise dengan tema “Lean Startup, From Business Ideas to Real Business”. Difasilitatori oleh Fajar Augerah, Senior Partner Kinara Indonesia, peserta workshop diajak untuk melakukan validasi dengan bantuan Jevlin Board. Lalu, bagaimana Lean Startup bekerja? dengan alat bantu Jevlin Board, hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi consumer kita, lebih spesifik kita dapat mengidentifikasi akan lebih baik. Tahap kedua, kita diminta memposisikan diri sebagai konsumen lalu menganalisis masalah apa yang ada dan kita butuhkan. Pada putaran pertama, kita tidak diperkenankan untuk menulis solusi yang ditawarkan. Dengan petimbangan bahwa apa yang kita yakini juga sudah tervalidasi dengan benar dan baru bisa mengajukan solusi atas permasalahan yang rasakan dari perspektf konsumen. Selanjutnya kita bisa mulai menulis asumsi-asumsi (risk asumtion) yang mungkin muncul dan menentukan metode atau kriteria sukses yang akan menjadi ukuran keberhasilan, untuk bagian ini sangat disarankan bahwa kriteria sukses adalah sesuatu yang bsa terukur seperti  jumlah orang.

Tahap selanjutnya adalah melakukan validasi langsung ke consumer dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dan relevan dengan asumsi maupun problem yang kita identifikasi sebelumnya. Tulis hasilnya apakah sudah melampaui kriteria sukses yang sudah ditentukan sebelumnya? Hal yang terakhir dilakukan adalah mengambil learning dari proses validasi yang telah dilakukan.

Pertanyaan yang muncul pada sesi workshop adalah “Bagaimana jika hasil experiment kita ternyata belum memenuhi kriteria sukses yang ditentukan? Jawabannya adalah ulangi langkah awal dari mulai mengidentifikasi konsumen, menulis problem yang dirasakan konsumen, menulis asumsi, menentukan kriteria, melakukan pengujian dan mendapatkan learning dari proses tersebut. Jika hasilnya sudah melampaui kriteria sukses yang ditentukan maka kita baru dipersilahkan untuk menuliskan solusi / produk yang kita tawarkan.

Workshop yang berlangsung selama setengah hari tersebut diikuti oleh 25 peserta yang merupakan social enterprise tahap awal/ide. Melalui workshop ini diharapkan peserta dan para social enterprise yang masih dalam tahap ide bisa melakukan percepatan untuk menguji asumsi-asumsi yang ada sehingga membantu mereka dapat mengembangkan ide nya lebih baik.